SETU – Proyek pembangunan Tol Cimanggis-Cibitung yang ditargetkan selesai pada 2021 masih menyisakan sejumlah persoalan. Di antaranya, terjadinya ancaman banjir serta ada puluhan keluarga yang wilayahnya terisolasi.
Menurut pantauan tim indexbekasi.com pada 30 Agustus 2021, tampak sejumlah aktivitas warga yang berbeda dengan permukiman penduduk pada umumnya. Sejumlah rumah tinggal warga yang lokasinya persis di samping jalan tol tersebut akses menuju jalan keluar lingkungannya terputus dan juga ada infrastruktur saluran air warga yang kurang memadai.
Kepala Desa Lubang Buaya, Maulana Yusuf menjelaskan dengan adanya proyek pembangunan Tol Cimanggis-Cibitung masih menyisakan sejumlah persoalan salah satunya yakni dampak lingkungan di kampung permukiman warganya.
“Ada dua persoalan yang berimbas karena adanya proyek pembangunan tol itu di antaranya yakni pertama banjir akibat saluran air yang buruk dan kedua ada sekitar 50 Kepala Keluarga yang terancam permukimannya terisolasi akibat tidak adanya akses jalan yang memadai,” katanya.
Sebelum adanya proyek pembangunan tol itu di kampung permukiman warga Desa Lubang Buaya saat hujan belum pernah merasakan banjir. Bahkan terlebih aliran air di saluran lingkungan warga mengalir cukup deras.
Namun, setelah adanya pembangunan tol tersebut Saluran air di lingkungan permukiman setempat kondisinya sudah tidak lagi membaik, meskipun pembangunan gorong gorong di sekitar sudah ada.
Diketahui proyek pembangunan ruas Tol Cimanggis-Cibitung ditargetkan selesai pada 2021 oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Ruas tol itu nantinya akan menjadi akses jalan penghubung ruas Cinere-Jagorawi, Jakarta-Bogor-Ciawi, Jakarta-Cikampek dan Cibitung-Cilincing.
Pada pembangunan tol berimbas sebagian permukiman yang berada di Desa Lubang Buaya itu diketahui sedikitnya ada sekitar 60 persen Kepala Keluarga dari total penduduk 6.680 Kepala Keluarga setempat merasakan dampak lingkungan.
“Ada sekitar 4.000 Kepala Keluarga perkampungan maupun perumahan di wilayah setempat, mengalami imbas banjir saat hujan tiba karena diperparah buruknya saluran air lingkungan yang semakin menyempit,“ jelas Yusuf saat ditemui di Kantor Desa Lubang Buaya, Senin (30/8).
Dia telah menyampaikan usulan perbaikan infrastruktur itu kepada Pemerintah Daerah dan pihak pelaksana kontraktor pembangunan Tol. Agar pihak pelaksana pembangunan tol membangun sarana infrastruktur pendukung dengan membangun embung atau saluran air sepanjang 500 meter lebar tiga meter dan akses jalan keluar di lingkungan sekitar yang terancam terisolasi guna mengatasi solusi itu.
“ Usulan persoalan itu sudah kami sampaikan melalui surat resmi kepada pihak terkait selaku pelaksana kontraktor pembangunan tol Cimanggis-Cibitung yaitu PT Cimanggis Cibitung Tollways (CCTW), bahkan sebelumnya sudah pernah ada pengukuran lahan di sekitar permukiman yang berimbas itu, namun hingga saat ini belum ada tindak lanjutnya,” ungkap Yusuf.
Pihaknya berharap dengan adanya progres pembangunan Tol Cimanggis-Cibitung yang hampir selesai.
“Di samping tetap mendukung proyek pembangunan strategis nasional agar Pemerintah selalu memperhatikan aspek sarana infrastruktur pendukung juga bagi masyarakat sekitar yang terdampak imbas dari proyek pembangunan tol. Dan usulan yang telah disampaikan Desa Lubang Buaya, Kecamatan Setu bisa segera direalisasikan,” katanya. (RA/IB)
Komentar