iNDEXBEKASI – Perjalanan karir politik dan bisnis Ridwan Arifin bisa terbilang moncer. Saat ini, pria asli dari Bekasi ini menempati posisi Deputy GM di Sentra Grosir Cikarang (SGC) dan Sekretaris DPC Gerindra Kabupaten Bekasi. Jauh sebelum menepati jabatan ini, pria yang biasa disapa Bang Iwang mengalami sekelumit “pergolakan” perjalanan hidupnya.
Iwang lahir di Cikarang Utara tepat pada hari kamis tanggal 22 Juli 1980. Ia terlahir dari orang tua yang memiliki latar belakang keagamaan yang kuat. Makanya sejak kecil dia bercita-cita ingin bergerak dibidang kegamaan seperti mengelola pesantren dan berdakwah. Namun saat usianya bertambah, cita-cita itu luntur seiring jenjang pendidikan yang ditempuhnya sewaktu duduk dibangku MAN I Bekasi pada tahun 1995.
“Ya waktu kecil ingin bercita-cita bergerak dibidang keagamaan, setelah SMA ya berubah, psikologi itu ya cukup menarik,” ujar Iwang yang ditemui dikediamannya di wilayah Cikarang Utara.
Iwang pun melanjutkan studi perguruan tingginya di IAIN Bandung pada tahun 1998 yang saat ini telah berubah menjadi UIN Bandung. Sebelumnya, ia ikut UMPTN dan dinyatakan lulus disalah satu universitas di Semarang. Namun saya, Iwang tak mau mengambilnya karena alasan lokasi kampusnya cukup jauh.
“Akhirnya saya ambil di UIN dulu IAIN Bandung, karena saat itu saya tidak suka dengan itung-itungan, kalkulus, akhirnya saya mengambil jurusan hukum pidana Islam,” kenangnya. Saat kuliah di sini, Iwang hampir saja mendapatkan gelar MA alias Mahasiswa Abadi karena waktunya terlalu lama dari yang ditentukan.
“Saya kuliah hampir tujuh tahun, jika tak lulus tahun itu juga maka saya akan di dropt out atau DO,” katanya.
Salah satu alasan mengapa dirinya telat lulus kuliah karena Iwang juga menjadi salah satu mahasiswa yang aktif dalam organisasi ekstra kampus. Iwang sempat menjadi kader di Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Tak cukup disitu, dia juga ikut melakukan aksi demo bersama di Liga Mahasiswa Nasional Demokrasi (LMND), bahkan juga ikut di Forkot atau Forum Kota di Jakarta.
Di organisasi hukum, dia juga pernah aktif di eLAW Indonesia. Enviromental Lawyer besutan Arimbi Heroeputri.
Gabung di Debt Wacht Indonesia besutan Diana. juga pernah gabung bersama Tulus di Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia
“Ya namanya pencarian jati diri waktu itu. dan saya juga sempat nyemplung di Kapemasi karena saya orang Bekasi,” ungkapnya. Kapemasi merupakan organisasi kedaerahan para mahasiswa Bekasi yang kuliah di Bandung.
Lulus dari situ, Iwang dipercaya sebagai ketua Karang Taruna Desa Karang Asih Kecamatan Cikarang Utara. Dia juga menjabat dua periode sebagai anggota BPD desa tersebut dan juga menjabat sebagai sekretaris di KNPI Cikarang Utara.
Pada 2005, Iwang bersama beberapa temannya mendirikan eL-Kail, yaitu lembaga kajian dan advokasi lingkugan hidup. Lembaga ini dibentuk karena rasa kegeliasan terhadap persoalan sampah dan limbah akibat berdirinya kawasan industry di Kabupaten Bekasi.
Lembaga ini juga sempat terkenal vokalnya menyoroti persoalan lingkungan. Namun untuk saat ini, el-Kail lebih focus kepada kajian-kajian terhadap persoalan lingkungan.
“Nah hasil kajiannya itu nanti kita berikan ke Dinas Lingkungan Hidup (LH) Kabupaten Bekasi, mau dipakai sukur gak ya sudah lah,” kata Iwang sambil tertawa.
Meski begitu, pria yang saat ini sudah berusia 41 tahun ini mengakui kajian el-Kail dulunya sering dipakai untuk program-program LH Kabupaten Bekasi. Misalnya saja, program pengelolaan sampah berbasis komunitas, adanya bank sampah, Sukun-isasi sungai.
“Ya menanam sukun dipinggir sungai karena pohon sukun terbukti bisa menetralisir air seperti yang telah digunakan banyak PDAM,” ucapnya.
Kajian-kajian el-Kail itu diyakin bisa menjadi salah satu solusi mengatasi persoalan lingkungan yang ada. Hanya saja, penanganan persoalan lingkungan di Kabupaten Bekasi akan nihil jika Pemerintah Daerah focus penanganan berdasarkan anggaran.
Dari keaktifannya sebagai aktivis lingkungan membawa Iwang menjadi politisi di Partai Gerindra. Ia ditawari sebagai Sekretaris DPC Gerindra Kabupaten Bekasi oleh rekan seperjuangannya di el-Kail yang saat ini, (21/10/2021) masih menjabat sebagai Ketua DPC Gerindra Kabupaten Bekasi, Nugraha Hamdan.
Padahal sebelumnya, Iwang pernah bergabung dibeberapa partai Islam seperti PKS dan PBB. Bahkan sekitar tahun 2003-an, ia pernah mengaji kepada beberapa tokoh parpol dari PKS. “Saya sering ngaji ke ustad Imam Hambali (almarhum) dari PKS pada waktu itu,” kenangnya.
Namun saat maju sebagai Caleg, Iwang malah maju dari partai yang dikomandoi Yusril Ihza Mahendra yaitu PBB. “Saya waktu itu ada pesan dari almarhum ustad Imam Hambali kalau mau nyaleg dari partai Islam, dan yang datang dari kader PBB menawarkan, ya akhirnya saya nyaleg dari PBB saat itu,” jelasnya.
Meski saat ini menjadi sekretaris DPC Gerindra Kabupaten Bekasi, Bagi Iwang, Gerindra tak sepenuhnya merupakan partai nasional, tetapi juga partai religius. “Ya di Gerindra juga jika rapat ada pembacaan doa, baca Al-Quran jadi religiusnya dapet disitu,” ucapnya. Tambah Iwang, sosok Ketum Gerindra Prabowo Subianto merupakan oase bagi kepemimpinan nasional. (IB)
Komentar