KABUPATEN BEKASI – Kekeringan terus menjalan ke beberapa wilayah di Kabupaten Bekasi. Kali ini, kekeringan terjadi di Perumahan Pondok Permata Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi. Warga harus mengantre untuk mendapatkan air bersih di depan Kantor Teknik Babelan, Senin (18/9/2023).
Ketua Rukun Warga (RW) 017 Blok C Perumahan Pondok Permata Fipin mengatakan, sejak Rabu (13/9/2023) malam, suplai air perusahaan air minum di wilayah itu terhenti. Warga pun berbondong-bondong mendatangi sumber air terdekat.
Fipin menuturkan, salah satu warganya dalam sehari bisa menghabiskan Rp 50.000 untuk membeli 10 galon. Sejumlah warga memilih untuk mengeluarkan uang dengan membeli air galon ketimbang mencari sumber air lainnya karena berbagai alasan.
Demikian pula dengan dirinya. Sejak pasokan air terhenti, Fipin tidak pernah memasak. Ia memilih membeli makanan untuk mencegah pemborosan air. Sebab, sumber air yang ia dapatkan juga tidak begitu bagus. Ia hanya menggunakannya untuk mencuci. Pihaknya mendesak Perumda Tirta Patriot konsisten dalam memberi bantuan air. Sebab, bantuan air hanya dikucurkan dua hari sekali dan menunggu beberapa warga protes terlebih dulu.
Fipin juga berharap pelaku pencemaran Kali Bekasi segera ditangkap. Sebab, baru kali ini hal itu terjadi di wilayahnya. Biasanya, air hanya mati selama satu hari, tak sampai lima hari. Bahkan, Fipin pun tidak tahu kapan permasalahan air ini akan selesai.
Warga Perumahan Taman Wisma Asri 2 di Blok TU, RW 030, Kelurahan Teluk Pucung, Kecamatan Bekasi Utara, juga terkena dampak Warga Perumahan Taman Wisma Asri 2 di Blok TU, RW 030, Kelurahan Teluk Pucung, Kecamatan Bekasi Utara, juga terdampak ketidaklancaran air Perumda Tirta Patriot. Ketua RW 030 Nyoto mengatakan, warga mengancam untuk tidak membayar uang bulanan jika air masih belum mengalir.
Sudah satu minggu warga Wisma Asri 2 tidak mendapatkan aliran air bersih di rumah mereka. Menurut dia, sekitar 400 kepala keluarga terdampak. Namun, mereka baru satu kali menerima bantuan air bersih dari Perumda Tirta Patriot. Air yang diberikan bahkan tak layak untuk digunakan karena berwarna kuning dan mengeluarkan bau tak sedap.
Direktur Utama Perumda Tirta Patriot Ali Imam Faryadi mengatakan, pihaknya saat ini mengandalkan pengolahan air bersih dari aliran Kalimalang dengan debit 3 meter kubik per detik. Air baku itu kemudian dicampur dengan sumber air baku Kali Bekasi 1-2 meter kubik per detik.
Akan tetapi, kondisi itu belum bisa mencukupi kebutuhan air baku untuk produksi air bersih Perumda Tirta Patriot. Akibatnya, distribusi ke pelanggan di Kota Bekasi masih terganggu. (**)
Komentar