oleh

Jelang Gencatan Senjata, Zionis Israel Biadab Bom Pengungsi Kamp Jabalia

-HUKUM-553 BACA

GAZA, PALESTINA – Lusinan orang dari keluarga yang sama telah terbunuh di kamp pengungsi Jabalia. Hal tersebut diungkapkan menteri luar negeri Palestina, ketika Israel terus membombardir Jalur Gaza yang terkepung beberapa jam setelah kesepakatan dicapai untuk gencatan senjata yang diperkirakan akan mulai berlaku pada hari Kamis (23/11/2023).

Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Maliki mengatakan dalam kunjungannya ke London pada hari Rabu bahwa 52 anggota satu keluarga terbunuh di kamp pengungsi Jabalia di Gaza utara.

“Baru tadi pagi dari keluarga Qadoura di Jabalia sudah 52 orang musnah total, tewas,” ujarnya.

“Saya punya daftar namanya, 52 di antaranya. Mereka musnah seluruhnya dari kakek hingga cucu,” tambahnya.

Di Gaza selatan, Tareq Abu Azzoum dari Al Jazeera mengatakan bahwa serangan besar-besaran terus berlanjut pada hari Rabu menjelang jeda kemanusiaan.

“Daerah ini dianggap sebagai ‘tempat aman’ untuk mengungsi dari utara,” katanya setelah serangan Israel menyebabkan sebuah bangunan tempat tinggal di Khan Younis hancur total.

Secara terpisah di Khan Younis, lebih dari 100 jenazah warga Palestina yang awalnya ditahan di Rumah Sakit al-Shifa di Gaza utara, yang telah berulang kali digerebek oleh pasukan Israel, dikuburkan massal.

Perjanjian antara Israel dan Hamas, kelompok bersenjata Palestina yang menguasai Gaza, terjadi setelah hampir tujuh minggu perang di wilayah yang terkepung yang telah menewaskan ribuan orang dan membuat ratusan ribu orang lainnya mengungsi.

Rincian penting dari perjanjian tersebut masih belum jelas, namun diperkirakan akan mencakup pembebasan 50 sandera sipil yang ditahan di Gaza, pembebasan 150 warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel, dan penghentian permusuhan di Gaza selama empat hari. Jeda ini diperkirakan bertepatan dengan masuknya bantuan kemanusiaan ke wilayah kantong yang terkepung.

Sekjen PBB Antonio Guterres menggambarkan perjanjian itu sebagai langkah penting ke arah yang benar.

“Masih banyak yang perlu dilakukan untuk mengakhiri penderitaan ini,” katanya.

Kesepakatan tersebut, yang diharapkan mulai berlaku pada Kamis pagi, disambut baik oleh kelompok hak asasi manusia dan para pemimpin politik sebagai tanda potensi kemajuan menuju akhir pertempuran, yang dimulai pada 7 Oktober ketika Hamas melancarkan serangan terhadap Israel selatan yang menewaskan sekitar 100 orang. 1.200 orang, menurut pejabat Israel.

Pihak berwenang Israel mengatakan bahwa sebagian besar korban adalah warga sipil dan kelompok bersenjata Palestina juga menawan sekitar 240 orang lainnya dalam serangan tersebut. (**)

 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed