KABUPATEN BEKASI – Badan Perencanan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bekasi menggelar kegiatan Rembuk Stunting Tingkat Kabupaten Tahun 2024, yang bertempat di Ballroom Hotel Nuanza Cikarang, pada Rabu (22/05/2024). Dengan begitu, Pemkab Bekasi akan terus menurunkan angka stunting sesuai dengan target yang telah ditetapkan secara nasional.
Plt. Kepala Bappeda Kabupaten Bekasi, Agus Budiono mengatakan dalam rembuk stunting kali ini Bappeda Kabupaten Bekasi tengah membangun koordinasi atau kerjasama dengan pihak perusahaan selaku Liaison Officer (LO) stunting di kecamatan.
Agar bentuk intervensi stunting kedepannya yang dilakukan oleh CSR tidak hanya sekedar Program Makanan Tambahan (PMT), tetapi juga dalam bentuk edukasi.
“Tidak hanya itu, untuk dunia perguruan tinggi, kita sudah berjalan dengan Unisma melalui program pengabdian masyarakat kita dorong juga tahun ini tematik stunting. Jadi nanti kita juga lakukan edukasi melalui program-program yang dilakukan kepada masyarakat terkait intervensi stunting,” pungkasnya.
Sementara itu Pj Bupati Bekasi Dani Ramdan menyampaikan, berdasarkan survei data kesehatan indonesia terbaru ini ditemukan fakta bahwa penurunan angka stunting masih cukup kecil di Indonesia saat ini. Presentase penurunan stunting sebesar 0,1 persen dari 21,6 % tahun 2022 ke 21,5 tahun 2023.
“Mungkin tadi memang ada perbedaan metode surveynya, yang tadinya hanya aspek gizi sekarang ke kesehatan komprehensif. Sehingga hampir semua daerah naik bahkan di tingkat nasional pun penurunannya hanya 0,1 dan akhirnya target nasional pun digeser harusny 14 persen tahun ini, sekarang di angka 18,” terangnya.
Menurutnya, hal tersebut menjadi perhatian pemerintah daerah dalam mengambil langkah-langkah intervensi agar semakin mempertajam program-program yang telah dilaksanakan. Terutama terkait alokasi anggaran serta intervensi stunting yang dilakukan baik intervensi spesifik dan juga intervensi sensitif.
Dani Ramdan menyebutkan, peran serta Pentahelix di Kabupaten Bekasi dapat lebih dioptimalkan lagi untuk penanganan stunting di tahun ini. Sehingga ketepatan intervensi yang dilakukan melalui sejumlah program yang telah berjalan dapat lebih maksimal lagi kedepannya.
Langkah Intervensi spesifik seperti Program Makanan Tambahan (PMT), pemberian pil penambah darah, serta intervensi kesehatan lainnya yang dipadukan dengan intervensi sensitif seperti perbaikan kondisi kesehatan lingkungan melalui program Rutilahu, pendidikan remaja dan ibu hamil mengenai pencegahan stunting diharapkan dapat memutus mata rantai stunting yang ada saat ini.
“Tentunya kita harus optimis bahwa semua program yang telah dikerjakan akan memberikan hasil terbaik kedepannya, dan ini juga yang harus kita sebarkan kepada stakeholder lainnya agar menumbuhkan semangat,” ungkapnya. (**)
Komentar