oleh

Alasan Untuk Tetap Hidup “Reason To Stay Alive”

-Nasional-427 BACA

Menjaga retensi dan produkivitas karyawan dari ancaman burnout dengan cara bersyukur

Oleh :  Dhini Siswanti

Sebuah buku kecil dengan judul alasan untuk tetap hidup (reason to stay alive ) oleh penulis Matt Haig ,  menarik perhatian saya setelah beberapa minggu lalu di media sosial dan TV ramai memberitakan tentang seorang asisten manager yang bertugas di  Bank Indonesia berusia 24 tahun, nekad terjun bebas dari helipad tempat kerjanya. Dibalik Gedung megah Bank Indonesia, ada cerita tragis yang bikin kita semua terdiam, seorang karyawan muda, memilih mengakhiri hidupnya hanya 30 menit setelah tiba di kantor. Disebutkan yang bersangkutan nekad mengakhiri hidup kerena beban kerja dan tekanan dinamika pekerjaan. Apa yang terjadi dibalik senyum dan jabatan prestisiusnya? apakah beban kerja bisa seberat itu? benarkah beban dan tekanan itu begitu berat hingga mendorong seorang pekerja muda ke ujung hidupnya?

Jajak pendapat National Alliance on Mental Illness (NAMI-Ipsos)  yang dilakukan pada bulan Januari 2025, yang berfokus pada pekerja penuh waktu yang bekerja di perusahaan lintas industri Amerika  dengan setidaknya 100 karyawan, menemukan bahwa tenaga kerja meyakini kesehatan mental di tempat kerja merupakan aspek penting yang perlu diperhatikan dalam lingkungan kerja. Lingkungan kerja yang mendukung kesehatan mental dapat meningkatkan produktivitas, motivasi dan kesejahteraan karyawan. Sebaliknya, lingkungan kerja yang tidak mendukung dapat meningkatkan risiko stres, burnout dan masalah kesehatan mental lainnya.

Mengejar karier seringkali jadi prioritas utama yang membuat pekerja lupa pentingnya menjaga keseimbangan antara kehidupan pekerjaan dan pribadinya. Sebab bekerja menjadi cara seseorang untuk menggapai keinginan mereka, mulai dari harta, tahta atau keinginan lainnya. Banyak pegawai kemudian mendamba keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan. Istilah bekennya work-life balance.

Work-life balance merupakan keniscayaan yang tengah digandrungi semua kalangan termasuk Millennial hingga Gen Z. Riset SEEK Asia awal tahun 2023 yang dihimpun Tribunnews.com (1/3/2023) menyebut 43% responden di Indonesia mengatakan work-life balance menjadi prioritas utama dalam memilih pekerjaan. Sebagian peneliti menganggap work-life balance sangat penting sebab menunjang performa kerja dan mengurangi risiko konflik akibat tuntutan kerja.

Beberapa Tips untuk menjadikan work life balance sebagai gaya hidup antara lain:

Skala langkah pertama adalah menentukan skala prioritas berdasarkan kebutuhan dan kemampuan masing- masing. Orientasi setiap individu tentunya berbeda- beda tergantung pada kondisi dan motivasi masing- masing. Ada yang menjadikan karir sebagai prioritas atau keluarga sebagai prioritas. Dengan menyusun daftar tentunya menjadikan worklife balance lebih mudah tercapai karena proporsi waktu dan keterlibatan dalam suatu kegiatan menjadi terukur.

Langkah selanjutnya adalah bekerja efektif efisien agar pekerjaan dapat selesai dengan maksimal dengan waktu yang singkat. Beberapa studi membuktikan bahwa pegawai dengan worklife balance yang baik akan bekerja lebih efektif dan efisien. Pegawai yang bekerja terlalu keras tanpa menyeimbangkan dengan kesenangan untuk dirinya akan bekerja dengan emosi dan cenderung tidak maksimal.

Bekerja adalah salah satu kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap orang yang ingin mencapai kesuksesan dan kesejahteraan. Namun, bekerja tidak selalu mudah dan menyenangkan. Ada banyak tantangan, tekanan, dan masalah yang bisa mengganggu kinerja dan kesehatan mental kita. Oleh karena itu, kita perlu memiliki sikap positif dan rasa syukur dalam bekerja.

Rasa syukur adalah perasaan terima kasih dan penghargaan atas segala nikmat dan kebaikan yang telah diberikan oleh Allah SWT. Rasa syukur dapat mengubah hari-hari biasa menjadi ucapan syukur, mengubah pekerjaan rutin menjadi kegembiraan dan mengubah kesempatan biasa menjadi berkah. Rasa syukur juga dapat membantu kita untuk lebih menghargai diri sendiri, rekan kerja, atasan, pelanggan dan semua pihak yang terlibat dalam pekerjaan kita.

Menurut beberapa penelitian, rasa syukur memiliki banyak manfaat bagi kesehatan fisik dan mental kita. Rasa syukur dapat meningkatkan kepuasan hidup, kesejahteraan subjektif, optimisme, harapan, kebahagiaan, dan kepercayaan diri. Rasa syukur juga dapat menurunkan stres, depresi, kecemasan, dan emosi negatif lainnya. Rasa syukur juga dapat memperkuat hubungan sosial, kerjasama, dan dukungan antara sesama.

Lalu, bagaimana cara kita untuk bersyukur dalam bekerja? Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan, antara lain:

  • Mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT setiap pagi sebelum memulai pekerjaan, dan setiap sore setelah menyelesaikan pekerjaan. Mengucapkan terima kasih juga kepada orang-orang yang membantu kita dalam bekerja, seperti rekan kerja, atasan, pelanggan, dan lainnya.
  • Menyadari dan menghargai segala nikmat dan kebaikan yang ada pada kita, seperti kesehatan, keahlian, pengalaman, prestasi, penghasilan, fasilitas, dan lainnya. Jangan membandingkan diri kita dengan orang lain yang mungkin lebih unggul atau lebih beruntung dari kita. Tetapi, jadikanlah mereka sebagai motivasi untuk terus belajar dan berkembang.
  • Menghadapi setiap tantangan, tekanan, dan masalah yang muncul dalam bekerja dengan sabar, ulet, dan solutif. Jangan mengeluh, menyalahkan, atau menyerah. Tetapi, carilah hikmah, pelajaran, dan solusi dari setiap kesulitan yang kita alami. Ingatlah bahwa Allah SWT tidak akan memberikan cobaan yang melebihi kemampuan kita.
  • Menikmati setiap proses dan hasil pekerjaan kita dengan senang hati, bangga, dan bersyukur. Jangan merasa puas atau sombong dengan apa yang telah kita capai. Tetapi, teruslah berusaha untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pekerjaan kita. Ingatlah bahwa Allah SWT akan menambah nikmat bagi orang-orang yang bersyukur.
  • Berbagi dan bersedekah dari hasil pekerjaan kita kepada orang-orang yang membutuhkan, seperti keluarga, saudara, tetangga, fakir miskin, anak yatim, dan lainnya. Berbagi dan bersedekah tidak hanya akan memberikan manfaat bagi orang lain, tetapi juga bagi diri kita sendiri. Berbagi dan bersedekah dapat membersihkan harta, hati, dan jiwa kita dari sifat tamak, iri, dan dengki

Dengan bersyukur dalam bekerja, kita akan merasakan sukses dan bahagia yang sejati. Kita akan merasakan kepuasan, kesejahteraan, dan kedamaian dalam hidup kita.  Menjadikan lelah bekerja kita  dapat menjadi ladang ibadah sehingga seberat apapun beban kerja dapat kita atasi dan kita juga akan mendapatkan ridha dan pahala dari Allah SWT, yang merupakan tujuan utama kita dalam hidup ini. Semoga kita semua termasuk orang-orang yang bersyukur dalam bekerja. Aamiin

Disclaimer : Tulisan ini merupakan pendapat pribadi dari penulis dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed