TARUMAJAYA – Ekowisata Sungai Jingkem, yang berada di Kampung Sembilangan, Desa Samudera Jaya, Tarumajaya kian hari semakin menggeliat. Meskipun ditutup sementara waktu akibat pandemic covid-19, tidak membuat pihak pengelola yang tergabung dalam komunitas Forum Pemuda Peduli Lingkungan (FPPL) diam. Sebaliknya, melakukan persiapan pembukaan tempat wisata seperti perawatan serta pengembangan ekowisata Sungai Jingkem dan potensi tempat wisata di sekitarnya.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Bekasi, Encep S. Jaya menjelaskan sejauh ini dalam mempersiapkan pengeolalaan dan pengembangan potensi wisata yang ada di Kabupaten Bekasi pihaknya telah menyerahkan sepenuhnya kepada Pemerintah Desa setempat melalui Badan Usaha Milik Desa (Bumdes).
“Iya dalam hal ini kami selaku Dinas mewakili Pemerintah Daerah belum memiliki kewenangan dalam segi pengelolaan, karena itu merupakan ranah pemerintah desa, tetapi dinas hanya dapat membantu dengan sebatas pembinaan dan bantuan peralatan jika diperlukan melalui Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis),“ jelasnya.
Lanjut ia juga mengatakan sebagai leading sektor Pariwisata Pemerintah Daerah, dalam hal pengelolaan dan pengembangan seluruh potensi wisata yang ada di wilayah Kabupaten Bekasi sebagian masih memiliki kendala, salah satunya yakni tentang izin hak milik lahan.
“Misalnya seperti potensi destinasi wisata yang berada di kawasan pesisir pantai utara, bahwa status lahannya itu masih dimiliki oleh pihak Perhutani, Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pusat, maka kami harus membuat surat izin penggunaan lahan terdahulu,“ katanya.
Encep berharap kepada pihak pengelola ekowisata di Kabupaten Bekasi dapat berkoordinasi dengan pemerintah desa atau Pokdarwis yang ada di tiap Desa dan Kecamatan. Agar kerjasama dalam hal pengelolaan dan pengembangan bisa berjalan maksimal.
Terpisah Kepala Desa Samudera Jaya Ibnu Hadjar mengatakan, saat ini dalam suasana pandemi ekowisata yang berada di wilayah kami masih dilakukan penutupan sementara waktu, guna menghindari adanya kegiatan kerumunan.
Ia menambahkan adapun hal yang berkaitan dengan persiapan pembukaan tempat ekowisata tersebut, sudah mulai dipersiapkan secara bertahap.
“Kami pihak Desa bersama pihak FPPL pengelola ekowisata Sungai Jingkem tengah membantu persiapan segala sarana dan fasiltas area wisata,“ terangnya.
Telah diketahui ekowisata yang mulai dirintis warga setempat pada 2018 lalu tersebut menjadi magnet daya tarik pengunjung karena panorama keindahan suasana alamnya yang masih asri dan sejuk yang dipenuhi pepohonan mangrove. Dan di sekitar ekowisata itu juga terdapat fasilitas sejumlah sawung istirahat dan kuliner yang menyajikan aneka makanan dan produk umkm khas hasil laut Desa Samudera Jaya.
Akses jalan menuju lokasi yang strategis juga membuat pengunjung memudahkan untuk menjangkaunya, ada dua akses jalan menuju ekowisata itu, “ yang pertama ada jalur laut dengan menggunakan perahu mesin dari daerah Pal Jaya dan yang kedua akses darat melalui jalan umum dari daerah Hurip Jaya menuju Samudera Jaya. “ kata Kepala Desa Samudera Jaya Ibnu

Lanjut Kepala Desa yang telah menjabat tiga periode itu mengungkapkan bahwa sesungguhnya selain ekowisata Sungai Jingkem, “ masih ada potensi ekowisata lainnya di daerah kami khususnya Desa Samudera Jaya yang masih belum tergali pengembangannya, diantaranya yaitu Sungai Rindu dan Lorong Samudera yang saat ini proses pengerjaan pengembangannya masih berlangsung dilakukan oleh Badan Usaha Milik Desa (Bumdes),“ terangnya.
Ia menjelaskan dalam segi pengelolaannya sendiri, baru ada dua ekowisata yang telah memiliki pengelolanya masing masing secara mandiri oleh masyarakat setempat, yakni ekowisata Sungai Jingkem dan Sungai Rindu. Sementara untuk ekowisata Lorong Samudera nantinya akan dikelola oleh pihak Desa melalui Bumdes.
Diketahui sejauh ini sebelum mulainya wabah Pandemi ekowisata Sungai Jingkem, mulai diketahui keberadaaannya oleh masyarakat umum tidak terlepas dari informasi media sosial. Bahkan Kepala Desa Samudera Jaya itu mengatakan jika memasuki musim liburan atau di akhir waktu sabtu dan minggu pengunjung bisa mencapai lebih dari 1.000 orang per hari nya.
Kian hari berkembangnya ekowisata tersebut tidak heran sejumlah pihak mulai melirik untuk menjalin dukungan kerjasama dalam pengelolaan dan pengembangannya. Sebut saja salah satunya yakni dari Kementerian Pariwisata, yang pernah menggelar pembinaan kepada 20 orang dari pihak pengelola ekowisata Sungai Jingkem, untuk dibekali pendidikan dalam mengelola ekowisata berkelanjutan.
Kepala Desa Samudera Jaya Ibnu Hadjar menuturkan ia berharap kedepannya dengan adanya ekowisata Sungai Jingkem dan beberapa potensi wisata di wilayahnya tersebut. Agar pengembangan serta pengelolaannya dapat berjalan maksimal, perlu melibatkan kerjasama sejumlah pihak seperti Dinas terkait Pemerintah Daerah dan Desa. “Supaya pada tujuan untuk menciptakan peningkatan kesejahteraan masyarakat dapat cepat terwujud, melalui penyerapan tenaga kerja baru juga para wirausahawan produk lokal dari home industri baru,” tutupnya. (RA/IB)
























Komentar