KABUPATEN BEKASI – Bagi Mintarsih (55) kehadiran Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan sebuah penyelamat. Di tengah perjuangannya melawan penyakit kronis yang ia derita. Mintarsih lebih dari tiga tahun sudah menjadi peserta JKN pada segmen Penerima Bantuan Iuran (PBI) dari pemerintah. Selama itu pula, ia merasakan langsung manfaat dari program ini, terlebih karena kondisi kesehatannya yang membutuhkan perhatian khusus.
Mintarsih telah lama menderita penyakit hipertensi atau darah tinggi. Selama menjalani perawatan, ia rutin memanfaatkan pelayanan di fasilitas kesehatan (faskes) untuk mengontrol tekanan darahnya yang biayanya ditanggung langsung oleh BPJS Kesehatan
“Saya sudah lama pakai BPJS Kesehatan, mungkin lebih dari tiga tahun. Saya punya darah tinggi sudah lama juga dan sering dirawat di rumah sakit. Alhamdulillah selama berobat, saya tidak pernah mengeluarkan uang sama sekali,” ujarnya saat ditemui di kediamannya.
Namun, cobaan kesehatan terberat datang saat enam bulan lalu ketika Mintarsih mengalami stroke yang mengakibatkan sebagian tubuhnya lumpuh dan mengharuskan menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Dalam kondisi yang mengharuskan untuk dapat penanganan intensif, Program JKN kembali hadir sebagai penopang utama. Mintarsih dirawat inap selama lima hari dan setelahnya harus menjalani rawat jalan secara rutin.
“Selama perawatan strok, saya dirawat selama lima hari di rumah sakit dan sekarang sudah rawat jalan. Lebih dari enam bulan saya rawat jalan rutin, semuanya menggunakan BPJS Kesehatan. Saya dan keluarga sama sekali tidak mengeluarkan biaya, hal tersebut sangat membantu kami sampai akhirnya kaki saya sudah bisa digerakkan lagi dan mencoba untuk jalan walaupun belum lancar,” ucap Mintarsih dengan haru.
Bagi Mintarsih, Program JKN adalah penyelamat. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana nasibnya jika harus menanggung semua biaya pengobatan sendirian, ia mengakui bahwa tanpa Program JKN, dirinya dan keluarga akan sangat kesulitan untuk membiayai pengobatan yang tergolong cukup mahal. Ketika ditanya mengenai penggunaan aplikasi Mobile JKN yang disediakan BPJS Kesehatan, Mintarsih mengaku pernah mencoba untuk menggunakan aplikasi tersebut karena mendengar dari orang lain bahwa akan memudahkan untuk mengambil nomor antrean rawat jalan.
“Program JKN sangat membantu saya banget, karena sakit saya lumayan parah dan harus melakukan pengobatan rutin jadi tidak terlalu terbebani dengan biaya. Untuk aplikasi Mobile JKN dulu saya pernah mencoba untuk daftar di aplikasinya katanya lebih mudah dan cepat ketika ambil antrean untuk rawat jalannya,” tutur Mintarsih
Mintarsih juga berharap agar Program JKN lebih baik lagi ke depannya terutama pelayanan secara online seperti menggunakan aplikasi Mobile JKN karena ia sebagai lansia merasa kesulitan untuk menggunakannya. Bagi Mintarsih, Program JKN bukan hanya penyelemat tetapi juga memulihkan semangat untuk kembali hidup di tengah kondisi kesehatan yang terkadang menurun.
“Mungkin ke depannya pelayanan BPJS Kesehatan lebih baik lagi terutama untuk pengunaan aplikasi Mobile JKN. Semoga lebih gampang diakses untuk semua kalangan. Program JKN yang dikelola oleh BPJS Kesehatan telah menjadi jembatan harapan bagi masyarakat terutama saya dalam pengobatan, terutama mereka yang rentan akan penyakit,” jelas Mintarsih
Dari pengalaman Mintarsih, Program JKN bukan hanya menyelamatkan nyawa, tetapi juga memulihkan semangat untuk kembali menjalani hidup. Di tengah tantangan dan kondisi kesehatan yang tidak mudah, ia kini terus berjuang dengan langkah kecil, penuh keyakinan dan tetap mengandalkan layanan kesehatan yang telah menjadi haknya sebagai warga negara Indonesia. (**)






















