KOTA BEKASI – Anggota Komisi III DPRD Provinsi Jawa Barat dari Fraksi PDI Perjuangan, Ahmad Faisyal Hermawan memastikan bahwa program sekolah rakyat dapat tepat sasaran dan menjangkau warga wilayah pelosok Jawa Barat.
Guna memperluas akses pendidikan bagi keluarga miskin ekstrem, sebagai informasi Pemerintah Provinsi Jawa Barat bersama Kementerian Sosial menghadirkan sebanyak 13 titik sekolah rakyat di 10 Kota atau Kabupaten Jawa Barat.
Berdasarkan data yang dihimpun dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat bahwa dari 13 sekolah rakyat tersebut sudah tercatat ada 1.353 orang siswa yang akan mengikuti pendidikan mulai dari jenjang SD, SMP dan SMA.
Anggota Komisi III DPRD Provinsi Jawa Barat, Ahmad Faisyal Hermawan menyampaikan pihaknya menyambut positif dengan adanya program sekolah rakyat bagi keluarga tak mampu. Namun kendati demikian, menurutnya program pendidikan tersebut harus juga memperhatikan sasarannya yaitu pada proses penyaringan calon siswa.
“Tentunya program tersebut yang lebih utamanya adalah bagaimana untuk anak-anak kategori tak mampu seluruhnya bisa bersekolah hingga selesai tanpa harus terbebani masalah biaya dan lainnya. Hingga akhirnya mereka juga bisa mendapatkan hak pendidikan yang sama pada umumnya, “ ujar Ahmad Faisyal Hermawan Anggota Komisi III DPRD Jawa Barat kepada wartawan, Rabu (30/7/2025).
Dirinya mengungkapkan Jawa Barat merupakan salah satu daerah padat penduduk di Indonesia. Di mana sebagian besar wilayah penduduknya masih banyak berasal dari latar belakang keluarga pekerja seperti buruh tani, buruh pabrik, swasta, wirausaha dan lainnya.
“Maka dengan adanya sekolah rakyat ini kami berharap, program tersebut dapat menjawab persoalan kebutuhan pendidikan di Jawa Barat. Terutama bagi keluarga tak mampu dan yang berada di pelosok daerah, “ ucapnya
Faisyal mengatakan pihaknya juga berharap selain itu keberadaan sekolah rakyat juga harus bisa mampu menjawab kebutuhan pendidikan hingga warga wilayah pelosok perkampungan. Dia menambahkan, kualitas pendidikan pada sekolah rakyat juga dinilai sangat penting meski dengan segala keterbatasan.
“Misalnya meskipun masih terdapat keterbatasan fasilitas dan sarana pada sekolah rakyat. Tenaga pendidiknya juga harus tetap mengajar dengan maksimal sesuai kurikulumnya dalam memberikan pengajaran kepada siswa, “ katanya
Dia mengungkapkan seperti diketahui bahwa masih terdapat warga di wilayah pelosok Jawa Barat yang belum bisa mengenyam dunia pendidikan layak karena keterbatasan biaya dan lokasi sekolah. Padahal tak sedikit dari mereka ada sejumlah siswa yang meraih prestasi di berbagai bidang.
“Dari 13 titik sekolah rakyat di Jawa Barat, harusnya ada sekolah yang memang mudah dijangkau oleh warga atau keluarga di pelosok daerah. Supaya jika ada calon siswa lagi yang ingin bergabung dan mengikuti program sekolah rakyat itu dapat mudah mendaftarkannya, “ terang Faisyal
Adapun daftar lokasi 13 sekolah rakyat beserta jumlah siswanya sebagai berikut,
1. Sentra Galih Pakuan – Kota Bogor – 50 siswa
2. Sentra Inten Soeweno – Kabupaten Bogor – 100 siswa
3. Sentra Pangudi Luhur – Kabupaten Bekasi – 180 siswa
4. Sentra Phalamarta – Kabupaten Sukabumi – 100 siswa
5. Sentra Wyata Guna – Kabupaten Bandung Barat – 100 siswa
6. BPPKS Kemensos RI – Kabupaten Bandung Barat – 100 siswa
7. Stadion Si Jalak Harupat – Kabupaten Bandung – 150 siswa
8. Polteksos – Kota Bandung – 100 siswa
9. Sentra Wyata Guna – Kota Bandung – 50 siswa
10. BLK Sumedang – Kabupaten Sumedang – 150 siswa
11. SMPN 18 – Kota Cirebon – 73 siswa
12. Sentra Abiyoso – Kota Cimahi – 100 siswa
13. Dinsos Jabar – Kota Cimahi – 50 siswa
Melalui program sekolah rakyat tepat sasaran bagi siswa keluarga tak mampu. Pihaknya berharap ke depan program pendidikan ini dapat menjadi solusi dalam mengentaskan tali rantai kemiskinan serta mencetak sumber daya manusia unggul, berdaya saing di masa mendatang. (adv-ris)






















